Jumat, 09 Oktober 2015

DIROSA

PROGRAM DIROSA







Apakah anda belum bisa membaca Al Qur’an & ingin belajar membaca Al Qur’an dari Nol?


Apakah Anda menginginkan proses yang cepat dan tepat belajar membaca Al Qur’an dari Nol?

Apakah anda ingin mendapatkan pengenalan dan pengajaran tentang  dasar-dasar keilmuan Islam?

 Bergabunglah bersama kami di Program DIROSA

 APA ITU DIROSA ..?

DIROSA (Dirasah Orang Dewasa) adalah Pola pembinaan  Islam bagi kaum Muslimin Pemula (pria wanita; remaja, orang dewasa, kakek nenek; Muallaf) yang dikelola secara sistematis, berjenjang dan berlangsung terus-menerus.

7 KEUNGGULAN PROGRAM DIROSA

  1. Dirancang khusus untuk orang dewasa
  2. Metode yang mudah dan cepat (20x pertemuan)
  3. Biaya pendidikan gratis
  4. Waktu dan tempat fleksibel
  5. Pembinaan hingga lancar membaca al-Qur’an
  6. Bimbingan materi dasar keislaman
  7. Sangat cocok bagi pemula maupun yang sudah bisa membaca al-Qur’an
  8. TUJUAN DIROSA
Program DIROSA bertujuan untuk :

Memberikan kemampuan kepada peserta (remaja dan orang dewasa) agar mampu membaca al-Qur’an dengan baik, lancar dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
Memberikan pengenalan dan pengajaran tentang dasar-dasar keilmuan Islam

JENIS PROGRAM

1. Program Klasikal Untuk Pemula

Program ini diperuntukkan  bagi peserta yang belum bisa membaca Al-Qur’an (dari nol), atau yang masih terbata-bata, belum benar dalam pengucapan huruf (Makhroj) dan panjang-pendeknya serta belum Tartil Al-Qur’an.

Buku yang digunakan : DIROSA + Buku Pendukung Ilmu Tajwid

2. Program Lanjutan+

Program ini diperuntukkan  bagi peserta yang sudah lancar dalam membaca Al-Qur’an tetapi masih terdapat  kesalahan bacaan (belum sempurna sesuai dengan kaidah ilmu tajwid). Didukung dengan pembinaan dasar-dasar keislaman serta materi hafalan yang ringan  (termasuk doa sehari-hari) sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah.

Buku yang digunakan : 

Buku Ilmu Tajwid + Buku Akidah Islam + Buku Ibadah Praktis + Buku Materi Hafalan

TARGET,  ALOKASI WAKTU, DAN BIAYA

1. Program Klasikal Untuk Pemula

Target yang akan dicapai dalam tingkatan ini yaitu:

PeSerta mampu mengenal dan mengucapkan huruf tunggal pada huruf hijaiyah sesuai makhorijul hurufnya (tempat keluarnya huruf al-Qur’an) dengan benar, begitu pula huruf- huruf sambung.

–Peserta mampu memahami dan mempraktekkan pelajaran ilmu tajwid dasar.

–Peserta mampu membaca al-Qur’an surah al-Fatihah dengan benar sesuai dengan kaedah ilmu tajwid

Alokasi Waktu Belajar :

20 X Pertemuan (2,5 bulan), @90 Menit

Biaya : Buku : 20 ribu (2 Buku)

Pendidikan : Infaq

2. Program Lanjutan+

Target yang akan dicapai dalam tingkatan ini yaitu:

–Peserta mampu dan lancar tadarrus al-Qur’an serta paham cara berhenti dan memulai bacaan (waqaf wal ibtida’)

–Peserta akan mampu membaca al-Qur’an secara tartil sesuai dengan kaidah Tajwidnya

–Peserta paham hal-hal mendasar dalam agama Islam dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

Alokasi Waktu Belajar

20 X Pertemuan, @90 menit, 2,5 bulan

Biaya : Buku : 50 ribu (5 Buku)

Pendidikan : Infaq


 TESTIMONI DIROSA

1. Ust. H. Ahmad Said, Lc., MA.

(Penanggung Jawab Program Da’i AMCF Ma’had Al Birr Makassar)

“Saya bersyukur dengan adanya program TK-TPA dan DIROSA ini, karena inilah ujung tombaknya para Da’i kami di daerah ketika akan mulai dakwah. Makanya kami jadikan TK-TPA dan DIROSA merupakan materi pokok dalam program Tadribud Du’at AMCF untuk bisa dikuasai dengan baik olehpara da’i sebagai keterampilan dasar dalam menjalankan tugas dakwah”

2. Ust. Beni, S.Pd.I., M.P.I.

(Mudir Ponpes Al-Madinah Yogyakarta)

“DIROSA dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran al-Qur’an khususnya orang dewasa dan memperkaya khasanah metode pembelajaran al-Qur’an di Indonesia.”

 KOMENTAR PESERTA DIROSA

a.  Bpk. Sunardi, ST.

(Staf Marketing PT. Khalifah Niaga Lantabura–AnekaMesin)

“DIROSA Sangat cocok diterapkan bagi orang dewasa yang belum lancar baca al-Qur’an”

b.  Bpk. Elan Kurniawan, SH

(Direktur Plasa Rumah-www.plasarumah.com)

”Sungguh menakjubkan belajar DIROSA, karena berisi kunci, tips dan trik yang mudah bagi orang dewasa dan orang tua yang belajar al-Qur’an dari nol. Al-Qur’an ibarat  ruh bagi jasad kita”

c. Ibu Mujiyanti

(Ibu Rumah Tangga, Soragan)

“Dulu  agak rendah diri kalo ada pengajian tetapi setelah ikut DIROSA dan cepat bisa menjadi lebih
percaya diri”

CABANG DIROSA

Jambi, Ust Kasrul 0822-8005-5955; Yogyakarta, Hasbi 08179497642; JABODETABEK, Ustadz Arofah Syarifuddin 08984454232 / 081287749815; Makassar, Sayuti 085242877548; Kendari, Saransi 085299499500; Palu, Shabaruddin 085256396275; Poso,

Alimuddin 085241486590; Balikpapan, Ummu Khosa 08565338000; Mamuju, Rifa’i Khalik 081354700551; Polman, Laode 085299025358; Teluk Bintuni, Ali H 085299208455; Tana Toraja, Sukardi 085299954915; Manokwari, Muh. Sarwi 085244361986; Samarinda, Mudatsir 081346463189; Tanjung Selor, M. Yusuf 081350024799; Jayapura, Ramli 081230092537

dan masih banyak cabang lainnya yang tersebar dibeberapa pulau di Indonesia

Kamis, 08 Oktober 2015

Program bahasa arab Remaja dan Dewasa

Program bahasa arab Remaja dan Dewasa





Manfaat mempelajari bahasa arab 

Untuk apa belajar bahasa arab.....? 

apa manfaat mempelajari bahasa arab...?

jawaban 

untuk setiap orang yang belajar bahasa arab tentu saja berbeda-beda, karena tuntutan sekolah atau kuliah jadi harus paham bahasa arab, karena pekerjaan yang lokasinya di negara-negara yang menggunakan bahasa arab sebagai bahasa nasionalnya, 
karena ingin jalan-jalan ke tempat wisata di negara yang menggunakan bahasa arab, dan sebagainya. 
Terlepas dari banyaknya manfaat yang umum yang dapat diambil dari bisa berbahasa arab, 

saya ingin berbagi pengalaman tentang apa saja manfaat lain dari belajar bahasa arab selain yang sudah disebutkan diatas. 

Khususnya bagi kita sebagai umat muslim. Membedakan hukum-hukum tajwid yang serupa Sebagai umat muslim, membaca alquran sangatlah penting, tidak sekedar membaca huruf-hurufnya saja, tapi juga memperhatikan hukum-hukum tajwidnya seperti panjang, pendek, dengung, jelas, dsb. Perhatikan petikan kata yang diambil dari ayat alquran berikut ini

: الْمَلاَئِكَةُ dan وَمَاأَدْرَاكَ pada kedua penggalan kata tersebut terdapat 2 bacaan panjang, yaitu mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil. Nah pertanyaannya bagaimana membedakannya jika tidak ada tanda bacaan tajwidnya....? 
seperti kita ketahui alquran ada berbagai macam variasi, ada yang dilengkapi dengan tanda bacaan tajwid dan ada juga yang tidak, terutama yang sering ditemui adalah pada software alquran yang bukan buatan indonesia. 
Nah, bila kita memahami bahasa arab, kita dapat membedakannya dengan mudah, yaitu dengan melihat susunan katanya, karena mad wajib muttasil ada jika mad thobi'i bertemu dengan hamzah dalam satu kata, sedangkan mad jaiz munfasil ada jika mad thobi'i bertemu dengan hamzah pada kata yang berbeda, jika kita memahami bahasa arab, maka kita akan tau bahwa الْمَلاَئِكَةُ adalah satu kata sehingga pada الْمَلاَئِكَةُ terdapat mad wajib muttasil, sedangkan وَمَاأَدْرَاكَ terdiri dari أَدْرَاك dan مَا dan وَ sehingga pada penggalan kalimat itu terdapat mad jaiz munfasil. 
Oleh karena itu manfaat mempelajari bahasa arab yang pertama adalah agar mampu membedakan hukum-hukum tajwid yang serupa. 

Lebih fasih membaca al-quran dan terhindar dari kesalahan 

membaca Dengan mempelajari dan memahami bahasa arab yang merupakan bahasa alquran maka kita juga akan dimudahkan dalam membacanya, lebih fasih dan terhindar dari kesalahan membaca. Bila kita sudah familiar dengan bahasa arab, tentunya perbedaan huruf merupakan sesuatu yang biasa, kita pun dapat dengan cepat dan sensitif terhadap pengucapan huruf-hurufnya, baik ketika kita membaca alquran sendirian atau mendengarkan orang lain membacanya, misalkan saja membedakan antara ala dan ‘ala, atau dalam tulisan arab أَلاَ dan عَلَى yang dalam hal arti juga sangat berbeda, begitu juga dengan la dan laa (panjang) yang dalam tulisan arab لَ dan لاَ yang juga sangat berbeda yaitu saling bertolak belakang, dimana لَ berarti pasti dan لاَ berarti tidak.

Mempermudah dalam menghafal ayat-ayat alquran, hadist, maupun doa-doa 

Seperti saya sebutkan diatas, bahwa dengan memahami bahasa arab kita akan terbiasa dengan kalimat-kalimat dalam bahasa arab, karena terbiasa itulah kita akan lebih mudah menghafalnya, lebih mudah pula mengingat kembali ketika lupa, terkadang saat kita lupa kita hanya butuh mengingat kata tertentu saja dan dalam sekejab kita langsung ingat kalimatnya secara keseluruhan, hal ini terjadi karena otak kita sudah bekerja mengaitkan antar kata-kata dalam bahasa arab tersebut menjadi kalimat yang dulunya pernah kita hafalkan. 

Bahkan kita akan dipermudah membaca tulisan yang kurang begitu jelas, atau ada kalimat yang terpotong. Kita juga akan sangat mudah menuliskan ayat-ayat alquran, hadist, ataupun doa-doa tanpa harus menghafalkan satu per satu huruf-hurufnya, karena kita sudah memahami kaidah-kaidah dalam penulisan bahasa arab saat kita mempelajari bahasa arab itu sendiri. 

Sebagai contoh 

jika kita mendengar lantunan ayat alquran seperti berikut: 

dzaalika al kitaabu laa roiba fiihi hudan lil muttaqiin, dengan memahami bahasa arab kita akan dengan mudah menuliskannya ke dalam bahasa arab seperti berikut:

 ذلك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين 

Dan dapat dengan mudah pula menuliskan harokatnya seperti berikut: 

ذٰلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ 

Membantu memahami tafsir alquran 

Pemahaman terhadap bahasa arab dapat membantu memahami tafsir alquran dan juga ilmu-ilmu agama lainnya, setidaknya ketika kita mendapati penafsiran tentang alquran di masa sekarang yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan, 

Misalkan 

pada tafsir para imam terdahulu disebutkan bahwa علق (alaq) berarti segumpal darah, bagi kita yang belum mengenal bahasa arab ya sudah artinya memang segumpal darah, 
tapi bahasa arab itu kaya akan makna, arti lain dari علق adalah yang menggantung, dengan perkembangan ilmu pengetahuan biologi dan teknologi masa kini, kata علق dengan arti menggantung ternyata juga sesuai dengan yang dimaksud dalam al-quran, 
karena memang setelah masa pembuahan calon embrio itu akan menggantung di dinding rahim ibu. 

Nah dengan semakin banyak wawasan kita terhadap bahasa arab, akan memperdalam pemahaman kita terhadap alquran, dan tentunya akan memperkuat keimanan kita, karena sejak dahulu sampai sekarang secara bertahap banyak sekali fakta-fakta ilmu pengetahuan yang Allah perlihatkan tentang kebenaran al-quran yang dahulunya belum diketahui secara persis oleh umat islam terutama dalam hal ayat-ayat tentang alam dan ilmu pengetahuan. 

Itulah beberapa manfaat mempelajari bahasa arab bagi kaum muslimin. 

Jika Anda menelaah lebih jauh tentunya Anda akan menemukan lebih banyak lagi manfaat yang didapatkan dengan belajar bahasa arab. Untuk mempelajarinya tidak harus sekaligus, mulailah dari mengenal arti kata, susunan kata, dan sedikit tentang tata bahasanya. 
Lambat laun Anda akan memahami juga bahasa arab secara keseluruhan

Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita dalam memahami Bahasa Arab ,, amin

Tarbiyah Islamiyah

TARBIAH ISLAMIYAH


KEFAHAMAN YANG BAIK & BENAR

1. Islam adalah sistem yang menyeluruh,

yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanahair, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan keadilan, kebendaan dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana juga ia adalah akidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih.

2.Al-Quraan yang mulia dan sunnah Rasul 

yang suci adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum islam. Ia harus memahami al-quraan sesuai dengan kaedah-kaedah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaksakan diri) dan ta’assuf (serampangan). Selanjutnya ia memahami sunnah yang suci melalui rijalul hadis (perawi hadis) yang terpercaya.

3.Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah)

adalah cahaya dan kenikmatan yang ditanamkan Allah di hati hambaNya yang Dia dikehendaki. Sedangkan ilham, lintasan perasaan, ketersingkapan (rahsia alam) dan mimpi ia bukan sebahagian dalil hukum-hukum syariat. Ia juga boleh dianggap dalil dengan syarat tidak bertentangan dengan hukukm-hukum agama dan teks-teksnya.

4.Jampi, mentera, guna-guna, ramalan, perdukunan, penyingkapan perkara-perkara ghaib, dan seumpamanya

adalah kemungkaran yang harus diperangi kecuali mentera dari ayat al-quraan atau ada riwayat dari Rasulullah SAW

5.Pendapat imam atau wakilnya 

tentang sesuatu yang tiada teks hukumnya tentang sesuatu yang mengandungi yang berbagai bentuk interpretasi dan mengenai sesuatu yang membawa kemaslahatan umum, boleh diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaedah-kaedah umum syariat. Ia mungkin berubah seiring dengan perubahan situasi, kondisi, dan tradisi setempat. Yang prinsip, ibadah itu diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat istiadat) maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya.

6.Setiap orang boleh diambil atau ditolak kata-katanya

kecuali masing-masing dari mereka memiliki keutamaannya sebagai al-maksum (Rasulullah SAW).
Setiap yang datang dari kalangan salaf dan sesuai dengan kitab dan sunnah, kita terima. Jika tidak sesuai dengannya maka kitabullah dan sunnah rasulNya lebih utama diikuti. Namun demikian, kita tidak boleh melontarkan kepada orang-orang oleh sebab sesuatu yang diperselisihkan dengannya, kata-kata caci maki dan celaan. Kita serahkan sahaja kepada niat mereka, dan mereka berlalu dengan amal-amalnya.

7.Setiap muslim yang belum mencapai kemampuan telaah terhadap dalil-dalil hukum furu’ (cabang) hendaklah mengikuti ulama. 

Meskipun demikian, alangkah baiknya ia berusaha semampu yang dia lakukan untuk mempelajari dalil-dalilnya. Hendakknya dia menerima setiap masukan yang disertai dengan dalil selama ia percaya dengan kebolehan orang yang memberi masukan itu. Dan hendaknya ia menyempurnakan kekurangannya dalam hal ilmu pengetahuan jika ia termasuk orang pandai hingga mencapai darjat pentelaah.

8.Khilaf dalam masalah fiqih furu’

hendaknya tidak menjadi faktor pemecah belah dalam agama, tidak menyebabkan permusuhan juga kebencian. Setiap mujtahid mendapatkan pahalanya. Sermentara itu tidak ada larangan melakukan studi ilmiah yang jujur terhadap persoalan khilafiah dalam naungan kasih sayang dan saling membantu kerana Allah untuk menuju kepada kebenaran. Semua itu tanpa melahirkan sikap egois dan fanatik.

9.Setiap masalah amal yang tidak dibangunkan atasnya

sehingga menimbulkan perbincangan yang tidak perlu adalah kegiatan yang dilarang secara syarie. Misalnya memperbincangkan berbagai hukum tentang masalah yang tidak benar-benar terjadi atau memperbincangkan makna ayat-ayat al-quraan yang kandungan maknanya tidak difahami akal fikiran, memperbincangkan perihal perbandingan keutamaan atau perselisihan yang terjadi diantara para sahabat padahal masing-masing dari mereka memiliki keutamaannya sebagai sahabat nabi dan pahala niatnya. Dengan takwil (menafsirkan baik perilaku para sahabat) kita terlepas dari persoalan.

10.Makrifah kepada Allah

dengan sikap tauhid dan penyucian zatnNYa adalah setinggi-tinggi tingkatan akidah islam. Sedangkan mengenai ayat-ayat sifat dan hadis-hadis sohihi tentangnya serta berbagai keterangan mutasyabihat yang berhubungan dengannya, kita cukup mengimaninya sebagaimana adanya tanpa takwil dan ta’tyil serta tidak memperuncing perbezaan yang terjadi diantara para ulama. Kita mempercukupkan diri dengan keterangan yang ada, sebagaimana Rasulullah SAW dan para sahabatnya mempercukupkan diri dengannya.

11.Dan orang-rang yang mendalami ilmunya berkata

“ kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami”
(ali-Imran: 7)

12.Setiap bid’ah dalam agama Allah yang tidak ada sandarannya

tetapi dianggap baik oleh hawa nafsu manusia baik berupa penambahan maupun pengurangan adalah kesesatan yang wajib diperangi dan dihancurkan dengan menggunakan cara yang sebaik-baiknya supaya tidak menimbulkan bid’ah lain yang lebih parah.

13.PerbeDaan pendapat

dalam masalah bid’ad idhofiah, bid’ah tarkiah dan iltizam terhadap ibadah mutlaqah (yang tidak ditetapkan baik cara maupun waktunya) adalah perbezaan dalam masalah fiqih. Setiap orang mempunyai pendapat sendiri. Namun tidaklah mengapa jika dilakukan penelitian untuk mendapatkan hakikatnya dangan dalil dan bukti-bukti.

14.Cinta kepada orang-orang yang soleh,

memberikan penghormatan kepadanya dan memuji kerana perilaku baiknya adalah sebahagian dari taqarrub kepada Allah SWT. Sedangkan para wali adalah adalah mereka yang disebutkan dalam firmanNya: “ iaitu orang-orang yang beriman dan mereka itu bertaqwa” . Karamah pada mereka itu benar terjadi jika memenuhi syarat-syarat syarienya. Itu semua dengan suatu keyakinan bahawa mereka mendapat redha Allah, tidak memiliki mudharat dan munafaat bagi dirinya baik ketika masih hidup maupun setelah mati apalagi bagi orang-orang lain.

15.Ziarah kubur,

adalah sunnah yang disyariatkan dengan cara-cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Akan tetapi meminta pertolongan kepada penghuni kubur siapapun mereka, berdoa kepadanya, memohon pemenuhan hajat baik dari jarak dekat maupun jarak jauh, bernazar untuknya, membangunkan kuburnya, menutupinya dengan simen, memberi penerangan, mengusapnya untuk mendapat barakah, bersumpah dengan selain nama Allah dan segala sesuatu yang serupa dengannya adalah bid’ah besar yang wajib diperangi. Juga janganlah mencari takwil terhadap berbagai perilaku itu demi menutup pintu fitnah yang lebih parah lagi.

16.Doa,

apabila diiringi tawassul kepada Allah dengan salah satu makhlukNya adalah perselisihan furu’ menyangkut tatacara berdoa bukan termasuk masalah aqidah. Istilah (keliru) yang sudah mentradisi tidak mengubah hakikat hukum syarienya akan tetapi ia harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan syariat itu dan kita berpedoman dengannya. Disamping itu kita harus berhati-hati terhadap berbagai istilah yang menipu yang sering digunakan dalam pembahasan masalah dunia dan agama. Ibrah itu ada pada maksud makna (essensi) dibalik suatu nama bukan pada nama itu sendiri.

17.Aqidah adalah

asas aktiviti hati lebih penting dari aktiviti fisikal, namun usaha menyempurnakan keduanya merupakan tuntutan syariat meskipun kadar tuntutan masing-masingnya berbeza.

18.Islam itu membebaskan akal fikiran,

menghimbaunya untuk melakukan telaah terhadap alam, mengangkat darjat ilmu dan ulamanya sekaligus dan menyambut hadirnya segala sesuatu yang melahirkan maslahat dan manfaat. “Hikmah adalah barang yang hilang milik orang yang beriman (mukmin). Barangsiapa yang mndapatkannya, ia adalah orang yang paling berhak ke atasnya”.

19.Pandangan syarie dan pandangan lojik

memiliki bidangnya masing-masing yang saling tidak dapat memasuki secara sempurna. Namun demikian keduanya tidak pernah berbeza dalam masalah yang qath’i (absolute). Hakikat ilmiah yang benar tidak mungkin bertentangan dengan kaedah-kaedah syariat yang tsabitah, jelas. Sesuatu yang zhanni (dapat diinterpretasikan) harus ditafsirkan agar sesuai dengan yang qath’i. Jika yang berhadapan adalah dua hal yang sama-sama zhanni, maka pandangan yang syarie lebih utama untuk diikuti sampai logik mendapatkan legality kebenarannya atau gugur samasekali.

20.Kita tidak boleh mengkafirkan seorang muslim yang telah mengikrarkan dua kalimah syahadah,

mengamalkan kandunggannya dan menunuaikan kewajipan-kewajipannya baik kerana lontaran pendapat maupun kerana kemaksiatannya kecuali jika dia mengatakan kata-kata kufur, mengingkari sesuatu yang telah diakui sebagai prinsip dari agama, mendustakan secara terang-terangan al-quraan, menafsirkannya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kaedah bahasa Arab atau berbuat sesuatu yang tidak mungkin dinterpretasikan dengan yang lain kecuali dengan tindakan kufur.

METHODE

Untuk mencapai kefahaman yang sempurna lebih kepada menggunakan metod kuliah dan diskusi tentang bahan-bahan yang berkaitan.Supaya proses tarbiyyah lebih berkesan biasanya diberi tugasan membaca, menghafal,presentasi bahan dan berdiskusi.Permasalahan-permasalahan terkini dan yang berkaitan dengan isu kefahaman di atas juga disampaikan melalui aspek kognitif (akal,kefahaman,pemikiran dan analisis).Beberapa metod yang digunakan adalah :

• Penyampaian bahan
• Kuliah
• Diskusi
• Permaslahan terkini
• Latihan
• Hafalan
• Presentasi

BAHAN

Bahan yang diberikan untuk mencapai Al-Fahm Asy Syamil terdiri daripada beberapa modul diantaranya adalah :

• Bab 1 – Ma’na Asy-Syahadatain
• Bab2 – Ma’rifatullah
• Bab 3 – Ma’rifah Ar-Rasul
• Bab 4 – Ma’rifah Al-Islam
• Bab 5 – Ma’rifah Al-Insan
• Bab 6 – Ma’rifah Al-Quran

TUJUAN TARBIYAH

Setelah memiliki persepsi yang benar – selanjutnya meminta peserta tarbiyyah melakukan interaksi dengan Islam dalam empat bentuk :

  1. Interaksi dengan hati yang membentuk aqidah – kemampuan berikhlas diri,menghambakan diri kepada Allah SWT. dan menolak segala bentuk kezaliman.
  2. Interaksi dengan akal yang membentuk fikrah – tanda- tandanya menjadikan al-Quran sebagai landasan berfikir.
  3. Interaksi dengan perasaan yang membentuk kesedaran Islami – tanda-tandanya menyukai hal-hal yang mendekatkan manusia kepada Allah SWT dan membenci hal-hal yang menjauhkan manusia kepada Allah SWT.
  4. Interaksi dengan perbuatan yang melahirkan akhlak yang lurus – tanda-tandanya tingkahlaku yang sesuai dengan tuntutan al-Quran.
Peribadi Muslim yang telah terbentuk perlu ditingkatkan menjadi peribadi Da’i 
  • ditahap ini peserta tarbiyyah sudah dilibatkan dalam harakah dan diberikan maklumat mengenai kondisi umat Islam kini serta musuh-musuh Islam yang telah merosakkan kehidupan umat
  • diperkenalkan fiqhud dakwah. Disampaikan juga bahan-bahan mengenai pertarungan antara haq dan batil
  • mempunyai kesediaan untuk melaksanakan jihad – pembentukan ini ke arah melahirkan para murabbi yang unggul menjadi tauladan ditengah kehidupan umat.
Membentuk keperibadian Muslim dan Da’i
Hal utama yang mesti dilakukan oleh umat Islam kini 
  • berusaha semaksima mungkin kembali kepada ajaran Islam
  • dimulai dari diri sendiri,keluarga,dan selanjutnya membentuk masyarakat Islam.
Firman Allah SWT :
“Wahai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri(Islam)” (Al-Imran : 102)

Tarbiyyah adalah solusi yang mampu menyelamatkan Muslim 

– media untuk pembentukan peribadi,keluarga dan masyarakat Islam.
Tarbiyyah merupakan satu kewajiban dari Allah SWT kepada umat Islam.
Pembinaan yang terus menerus serta adanya kaderisasi 
– jalan untuk membentuk umat yang Islami.
Firman Allah SWT :
“Dan hendaklah ada di antara kamu satu umat yang mengajak kepada kebaikan,yang menyuruh mengerjakan ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Imran:104)
Rasulullah SAW. telah mencontohkan bagaimana melakukan pembentukan peribadi Muslim dan Da’I terhadap kaum Muslimin serta mengamalkan manhaj yang digunakan untuk pembinaan tersebut.
Pembinaan ini haruslah dalam konteks 

TARBIYYAH ISLAMIAH HARAKIAH.

Menyorot kembali kepada pentarbiyyahan oleh Al-Imam As-Syahid Hassan Al-Banna,mujaddid yang berjaya memahami fiqhud dakwah dan tarbiyyah Rasulullah SAW.
Perlunya kepada suatu dakwah dan tarbiyyah yang bersistem,kemas dan cekap – manhaj.
“Jalan yang jelas,menjadi batu tanda gerak jemaah.Strategi-strategi yang ditentukan oleh jemaah secara detail.”(Maksud manhaj)
Untuk mencapai tujuan tarbiyah dengan baik diperlukan lima (5) komponen penting:

- Manhaj Tarbiyah yg jelas
- Muwajih yg berkualiti
- Pengembangan teknologi pembelajaran
- Pengembangan sarana tarbiyah
- Kemampuan penguasaan tarbiyah yg tidak hanya setakat boleh tetapi mampu dengan mantap

Tarbiyah membawa pengertian sebagai “ideal dalam berinteraksi dengan fitrah manusia, baik secara langsung (kata-kata) maupun ecara tidak langsung (ketauladanan dan saranan lain) untuk memproses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik

Secara globalnya tarbiyah islamiah bertujuan untuk membangun keperibadian islam yg integral dari segala aspek dan bidangnya. Khususnya aqidah, ibadah, ilmu pengetahuan, budaya, akhlak, perilaku, pergerakan, keorganisasian dan pengurusan sehingga seluruh kegiatan tarbiyah akan mengembangkan potensi rohani, jasmani dan akal fikiran manusia
Tujuan akhir tarbiyah adalah untuk menyiapkan seseorang untuk dapat memikul tanggungjawab dakwah dan menghadapi rintangan dalam dakwah

PENGENALAN
  • Persoalan besar 
  1. –kelemahan UTAMA umat Islam kini
  2. –tidak adanya kebiasaan dan budaya tarbiyyah dalam kehidupan seharian mereka
  3. –tiada kekuatan roh yang menjiwai aktiviti kehidupan mereka.
  • Generasi zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya – menjadikan tarbiyyah sebahagian dari kehidupan mereka – menjadi contoh konkrit hidupnya roh tarbiyyah dalam satu masyarakat.
  • Allah SWT membimbing,memimpin mereka menjadi umat terbaik, pilihan – gerak aktiviti mereka adalah penghayatan dan pengamalan al-Quran – melaksanakan suatu pola pendidikan yang paling benar dan tepat. Pola (model) pendidikan quraani yang “perfect” dalam seluruh hidup dan pembangunan jiwa insan.
  • Firman Allah SWT :
“…Tetapi jadilah kalian orang-orang Rabbani,disebabkan kamu selalu mengajarkan al-Quran dan disebabkan kamu sentiasa mempelajarinya.”
(Al-Imran : 79)
  • Rasulullah SAW menerima al-Quran dan mendidik para sahabatnya selama 23 tahun – Iqamatud Dien – setiap peristiwa, kesukaran, penderitaan merupakan proses interaksi mereka dengan al-Quran – roh,akal dan amalan hidup mereka terus berkembang menuju kesempurnaan kualiti dengan bimbingan dan petunjuk Allah SWT. Tanpa perjuangan dan jihad Qur’ani masyarakat Islam tidak akan tertegak.
  • Dalam masyarakat berlaku kerja dakwah/tarbiyyah tetapi masih dalam bentuk yang juz’ie,tidak syamil dan mutakamil.
  • Dakwah dan tarbiyyah difahami sekadar ceramah atau majlis ilmu – tidak ke arah pembentukan peribadi-peribadi dan peningkatan potensi-potensi ke arah melahirkan satu sistem daN terus tertegaknya syariah di kalangan mereka secara meluas sehingga menjana suatu kehidupan masyarakat yang melata diseluruh bumi